Adab Menguap


Tahukan Anda, kuap atau menguap penting bagi tubuh? Inilah kegiatan yang mengiringi seseorang ketika mengantuk. Namun Islam mengajarkan etika alias sopan santun ketika menguap, agar tubuh tetap sehat namun tetap bisa mempertahankan nilai ibadahnya.


Menguap sejatinya bukan semata-mata karena mengantuk. Menguap itu semacam sinyal ketika otak kekurangan oksigen. Berlama-lama di depan komputer atau kekenyangan misalnya, bisa membuat mengantuk. Mengantuk juga merupakan indikasi otak kekurangan oksigen, yang salah satu penyebabnya akibat porsi makan yang berlebihan.

Kurangnya oksigen di otak bisa menurunkan kewaspadaan dan konsentrasi terhadap pekerjaan maupun lingkungan sekitar. "Bila makanan yang masuk ke tubuh terlalu banyak, lambung akan sangat penuh, sehingga konsentrasi utama tubuh hanya mengurai makanan," kata Prof. DR. Dr. Moh. Hasan Machfoed, Sp.S(K), MS, spesialis saraf dari RS Dr. Soetomo Surabaya, seperti yang dikutip dari Kompas.com (8/11/2011).

Tubuh sangat membutuhkan oksigen dalam jumlah besar apabila digunakan untuk mengurai makanan. Kekuarangan oksigen (O2) ini memicu otak bereaksi dengan mengirim sinyal berupa menguap. Lalu apa solusinya? Ini nasihat Prof. Machfoed: jangan makan berlebihan. Ketika mulut masih ingin mengunyah, sementara perut menunjukkan tanda kenyang, sebaiknya berhenti. Atau mengikuti sunnah Rasulullah SAW: berhentilah makan sebelum kenyang.

Dengan pola makan yang teratur, fungsi lambung menjadi optimal. "Lambung jadi mampu membiasakan diri kapan mesti mengolah makanan dan kapan harus istirahat," katanya. Konsumsi tiga porsi kecil makan utama dan dua jenis kudapan, bisa menjaga kadar gula darah dan tingkat energi stabil sepanjang hari. Sebaliknya, makan dalam porsi besar sekaligus, walaupun jadwalnya berkurang menjadi dua kali sehari, akan langsung meningkatkan kadar gula darah. "Itu malah berbahaya," ucapnya.

Saat makan utama dianjurkan mengandung karbohidrat cukup, lengkap dengan lemak, protein, vitamin dan mineral. Jika sedang menurunkan berat badan, menu makanan tetap harus lengkap, tetapi pilih jenis yang rendah lemak dan rendah kalori. "Kecukupan nutrisi penting agar tubuh mendapat cukup energi untuk beraktivitas," ujarnya.

Menguap itu Juga Tanda Saraf Bermasalah
Disebut menguap berlebihan jika dalam 1 menit seseorang menguap 1-4 kali. Menguap berlebihan bisa jadi tanda penyakit serius. "Ada beberapa hal yang terjadi ketika menguap. Rahang yang terbuka dan memungkinkan menghirup napas panjang. Hal ini, meski sesaat, menciptakan tekanan besar di paru-paru," papar staf pengajar di Departemen Neurologi FK Unair ini.


Sebagian besar gangguan yang berhubungan dengan menguap berasal dari sistem saraf pusat, yakni epilepsi, radang otak, atau tumor otak. Menguap juga menjadi tanda dari reaksi vasovagal. Bisa juga menjadi tanda kecemasan atau rasa bosan. "Orang menguap untuk berbagai macam alasan. Tidak selalu berarti mengantuk," tuturnya.

Jadi kalau masih sesekali menguap, berarti masih normal. Sebab menguap juga penting. Menguap dapat membantu menjadi lebih waspada untuk segera memasukkan oksigen ke otak. Karena menguap adalah salah satu tanda jumlah oksigen di otak menurun yang bisa membuat sulit konsentrasi. Ada juga pendapat yang menyatakan menguap justru membantu mengatur suhu tubuh. Dengan menguap, terjadi proses menaikkan tensi dan laju jantung.

Namun ada satu hal penting, bahwa Rasulullah menerapkan etika dalam hal menguap. Rasulullah SAW bersabda:  

“Sesungguhnya Allah SWT menyukai bersin dan benci dengan menguap supaya kalian  menutup mulut dan jangan mengucapkaan huaaah.. karena sesungguhnya (huah..) itu seperti tertawanya setan” (HR Abu Dawud).

Dari hadits tersebut inilah yang dapat dilakukan:
Berusaha semampunya menahan.
Seseorang harus berusaha menolak, mengalahkan, dan menahan kuapan, khususnya ketika sedang shalat. 


Meletakkan tangan di mulut
Tujuan meletakkan tangan di mulut ketika menguap adalah agar mulut tidak terbuka. Saat manusia menguap dengan mulut terbuka itu, ia terlihat buruk dan saat itu juga setan sedang menertawakannya. 


Tidak mengeluarkan suara ‘Aaah!’

Seperti disebutkan dalam hadis, mengeluarkan suara ‘aaah’ atau ‘waaah’ pada saat menguap seperti tertawanya setan. 


Tidak mengangkat suara
Memperdengarkan suara menguap agar orang lain tertawa, bukanlah adab yang baik.


Selain itu perlu diingat, menguap dengan membuka mulut terlalu lebar dapat menimbulkan sasa sakit pada telinga atau terasa penuh, rasa kaku pada rahang, dan bunyi keletuk pada bagian telinga. Inilah yang disebut Temporo-Mandibular Disorder (TMD). Gejala lain yang dapat timbul pada kelainan ini adalah locking (rahang terkunci), bruxism (mengerot-ngerot gigi secara tidak sadar), gigi sensitif, keterbatasan gerakan rahang, sakit kepala, dan perubahan pada gigitan.

Kelainan ini hanya dapat kembali normal dengan perawatan yang bervariasi tergantung beratnya kasus, mulai dari latihan sederhana yang bisa dilakukan sendiri, perawatan konservatif, hingga dengan injeksi dan operasi. Ternyata, apapun yang dilarang Rasulullah bermanfaat dari sisi etika, kesehatan, dan terutama berpahala dari sisi ibadah. (Ipeh/Republika/Kompas/LINES)

Setelah baca, jangan lupa komentar ya...
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya..

 
About - Contact Us - Sitemap - Disclaimer - Privacy Policy
Back To Top