Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Begitu pepatah
bilang. Kasih ibu memang tak terbantahkan. Peran wanita sebagai istri,
terbukti memberi efek luar biasa kepada suami. Nabi Muhammad SAW sangat
mencintai Khadijah, karena mendukung total kenabian Nabi Muhammad, baik
dengan jiwa dan harta benda.
Tokoh-tokoh nasional seperti Kihajar Dewantara, Dr Soetomo, dll
memiliki para istri yang cakap mengurus keuangan keluarga, bahkan
menjadi manajer usaha keluarga, agar idealisme para suaminya untuk
perjuangan bisa terus berjalan. Berikut para ibu yang hebat versi
Alquran dan Alhadits.
Masyitoh
Masyitoh mungkin bukan perempuan terkenal layaknya artis-artis dunia. Namun, Allah menyebut namanya dalam kisah Nabi Musa. Masyitoh dihukum Firaun karena mempertahankan aqidah: tak ada Tuhan selain Allah. Ia sempat gentar melihat anaknya dibunuh terlebih dahulu oleh algojo Firaun di hadapannya. Namun, Allah meyakinkan Masyitoh melalui roh bayinya, untuk menguatkan hatinya.
Masyitoh mungkin bukan perempuan terkenal layaknya artis-artis dunia. Namun, Allah menyebut namanya dalam kisah Nabi Musa. Masyitoh dihukum Firaun karena mempertahankan aqidah: tak ada Tuhan selain Allah. Ia sempat gentar melihat anaknya dibunuh terlebih dahulu oleh algojo Firaun di hadapannya. Namun, Allah meyakinkan Masyitoh melalui roh bayinya, untuk menguatkan hatinya.
Yuhanin binti Lawa ibunda Nabi Musa
Ibu yang satu ini sangat menyayangi putra semata wayangnya yang merupakan calon nabi. Yuhanin saat itu melahirkan dalam teror: setiap bayi laki-laki yang dilahirkan harus dibunuh. Dan kebetulan, bayi yang dilahirkannya berjenis adalah laki-laki. Meski begitu, Yuhanin menyayangi bayi yang kemudian diberi nama Musa itu. Untuk menyelamatkan bayi Musa, maka Yuhanin menaruh Musa di dalam sebuah peti kemudian dihanyutkan ke sungai Nil.
Ibu yang satu ini sangat menyayangi putra semata wayangnya yang merupakan calon nabi. Yuhanin saat itu melahirkan dalam teror: setiap bayi laki-laki yang dilahirkan harus dibunuh. Dan kebetulan, bayi yang dilahirkannya berjenis adalah laki-laki. Meski begitu, Yuhanin menyayangi bayi yang kemudian diberi nama Musa itu. Untuk menyelamatkan bayi Musa, maka Yuhanin menaruh Musa di dalam sebuah peti kemudian dihanyutkan ke sungai Nil.
Tanpa disangka, peti itu justru hanyut ke arah istana Firaun dan
ditemukan oleh Asiyah, istri Firaun. Asiyah membawa bayi Musa ke hadapan
Firaun. Bukan untuk dibunuh, namun Asiyah meminta kepada Firaun untuk
mengangkat Musa menjadi anak. Atas izin Allah, Yuhanin dipertemukan
kembali dengan berpura-pura menjadi ibu susuan Musa.
Hajar
Siapa yang tak kenal dengan ketabahan dan ketegaran ibu yang satu ini? Perempuan yang rela ditinggal oleh suaminya dengan seorang bayi dan bekal yang hanya sedikit. Perjuangan Hajar mencari sumber air untuk putranya yang masih bayi dengan berlari dari bukit Shofaa ke bukit Marwaa.
Siapa yang tak kenal dengan ketabahan dan ketegaran ibu yang satu ini? Perempuan yang rela ditinggal oleh suaminya dengan seorang bayi dan bekal yang hanya sedikit. Perjuangan Hajar mencari sumber air untuk putranya yang masih bayi dengan berlari dari bukit Shofaa ke bukit Marwaa.
Tidak sia-sia, Allah justru memberi Hajar rezeki berupa sumber mata
air melimpah di dekat bayinya, Ismail. Akhirnya, Hajar dan bayi Ismail
terselamatkan dan dapat hidup layak dengan sumber air yang saat ini
dikenal dengan nama "air zam-zam".
Ibu yang berebut bayi di zaman Nabi Daus As
Alkisah, terdapat dua orang perempuan yang mengadukan perkara merebutkan seorang bayi. Masing-masing mengakui dan bersikeras jika bayi tersebut adalah anak kandung mereka. Akhirnya, Nabi Daud AS memutuskan, agar anak tersebut dibagi dua. Kontan saja, salah satu perempuan tersebut tidak terima dan merelakan anaknya untuk diambil orang lain. Perempuan tersebut tidak rela jika anaknya harus menjadi korban. Akhirnya, Nabi Daud AS memberikan bayi tersebut kepada perempuan penyayang tadi karena perempuan tersebut adalah ibu kandung dari si bayi.
Alkisah, terdapat dua orang perempuan yang mengadukan perkara merebutkan seorang bayi. Masing-masing mengakui dan bersikeras jika bayi tersebut adalah anak kandung mereka. Akhirnya, Nabi Daud AS memutuskan, agar anak tersebut dibagi dua. Kontan saja, salah satu perempuan tersebut tidak terima dan merelakan anaknya untuk diambil orang lain. Perempuan tersebut tidak rela jika anaknya harus menjadi korban. Akhirnya, Nabi Daud AS memberikan bayi tersebut kepada perempuan penyayang tadi karena perempuan tersebut adalah ibu kandung dari si bayi.
Khadijah
Khadijah sebelum kenabian Muhammad adalah pemeluk Nasrani. Dia adalah wanita mandiri dan saudagar. Tak banyak bangsawan Arab, yang tauhid sebelum kenabian Muhammad. Salah satu yang menonjol adalah Khadijah dan sepupunya Waraqah bin Naufal. Bahkan Khadijah yang melamar Muhammad, karena nasehat Waraqah bin Naufal.
Khadijah sebelum kenabian Muhammad adalah pemeluk Nasrani. Dia adalah wanita mandiri dan saudagar. Tak banyak bangsawan Arab, yang tauhid sebelum kenabian Muhammad. Salah satu yang menonjol adalah Khadijah dan sepupunya Waraqah bin Naufal. Bahkan Khadijah yang melamar Muhammad, karena nasehat Waraqah bin Naufal.
Khadijah menemani Nabi Muhammad sepanjang 26 tahun. 10 tahun di masa
sebelum kenabian dan 16 tahun di masa kenabian. Dia istri tunggal Nabi
Muhammad yang berpisah karena ajal. Dia wanita pertama yang beriman
kepada Allah SWT dalam Islam, dan menyerahkan harta bendanya untuk
keperluan agama.
Putera-puteri Rasulullah SAW dari Khadijah RA sebanyak tujuh orang:
tiga lelaki (kesemuanya meninggal di waktu kecil) dan empat wanita.
Salah satu dari puterinya bernama Fatimah, yang dinikahkan dengan
Syaidina Ali bin Abu Thalib.
Fatimah binti Muhammad
Fatimah dilahirkan beberapa saat sebelum Muhammad SAW diutus menjadi seorang Rasul. Ia mendapat gelar Albatuul, yang memusatkan perhatiannya pada ibadah atau tiada bandingnya dalam hal keutamaan, ilmu, akhlak, adab, hasab dan nasab. Ia juga mendapatkan julukan Azzahra, yang cemerlang.
Fatimah dilahirkan beberapa saat sebelum Muhammad SAW diutus menjadi seorang Rasul. Ia mendapat gelar Albatuul, yang memusatkan perhatiannya pada ibadah atau tiada bandingnya dalam hal keutamaan, ilmu, akhlak, adab, hasab dan nasab. Ia juga mendapatkan julukan Azzahra, yang cemerlang.
Fatimah adalah putri bungsu Rasulullah SAW—kakak-kakaknya adalah Ummu
Kultsum, Ruqayyah dan Zainab—dan yang paling beliau cintai. Rasulullah
pernah berkata tentang putri terkasihnya itu, "Fatimah adalah darah
dagingku, apa yang menyusahkannya juga menyusahkan aku dan apa yang
mengganggunya juga menggangguku."
Ali bin Abi Thalib menikahinya setelah Perang Uhud. Kemudian Fatimah
melahirkan Hasan dan Husein, Muhsinan, Ummi Kultsum, dan Zainab. Ali
berkata, "Aku menikahi Fatimah, sementara kami tidak mempunyai alas
tidur selain kulit domba untuk kami tiduri di waktu malam dan kami
letakkan di atas unta untuk mengambil air di siang hari. Kami tidak
mempunyai pembantu selain unta itu."
Ketika Rasulullah SAW menikahkan Fatimah, beliau mengirimkan seekor
unta, selembar kain, bantal kulit berisi ijuk, dua alat penggiling
gandum, sebuah timba dan dua kendi. Fatimah menggunakan alat penggiling
gandum itu hingga melecetkan tangannya dan memikul qirbah (tempat air
dari kulit) berisi air hingga berbekas di dadanya. Walau menjadi putri
nabi termulia, namun Fatimah tak memiliki seorang pelayan. Ia
mengerjakan sendiri semua urusan rumah tangganya.
Fatimah aktif di belakang garis pertempuran. Saat perang Uhud, dialah
wanita yang merawat langsung Nabi Muhammad di dekat garis pertempuran.
Juga membantu para prajurit muslim yang terluka dan memberi mereka
minum.
Fatimah Az-Zahra wafat sekitar 15 bulan setelah wafatnya Rasulullah SAW. Ia telah meriwayatkan 18 hadits dari Nabi SAW.
Setelah baca, jangan lupa komentar ya...
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya..